Hampir sebagian orang jika melakukan
kegiatan belajar, pembawaannya berat dan malas sekali. Perasaan malas
mungkin sering kali hinggap ketika hendak melakukan kegiatan belajar.
Bahkan jika disuruh memilih tentunya kita ingin segera menghindari
kegiatan belajar dan lebih tertarik melakukan kegiatan lain yang lebih
menyenangkan seperti bermain, jalan-jalan dan bercanda. Kegiatan belajar
mungkin merupakan aktifitas yang paling tidak diminati.
Apabila permasalahan malas belajar terus
berlanjut, maka akan berakibat fatal bagi perkembangan diri kita. Kita
bisa menjadi tidak cakap dalam berbagai hal, terutama hasil belajar dan
bisa terancam mengalami kegagalan dalam menempuh studi. Permasalahan
malas belajar harus diatasi. Inti mengatasi malas belajar adalah
bagaimana membuat proses belajar dapat mendatangkan cita rasa manfaat
dan kegunaan utama yang dapat langsung merangsang, menantang dan
memuaskan kita.
Ada beberapa langkah-langkah untuk mengatasi malas belajar, yaitu:
Berani membangun mimpi
Bila ingin menjadi orang sukses dan orang
besar, kita harus mampu membangun mimpi atau cita-cita atau harapan
besar yang akan diraih di kemudian hari. Dengan adanya mimpi dan
cita-cita yang tertanam, tentu kita akan memusatkan perhatian pada
cara-cara mencapai mimpi tersebut. Dengan kata lain, akan memotivasi
diri kita untuk melakukan proses belajar untuk meraih mimpi tersebut.
Kita juga akan terpacu mencari cara mengatasi rintangan yang menghambat
meraih mimpi kita.
Keinginan untuk memiliki nilai plus
Memiliki kelebihan atau kepandaian
melebihi teman-teman tentu suatu kebanggan. Untuk itu, kita dituntut
untuk belajar lebih giat lagi untuk mengungguli teman-teman. Kita harus
mampu mencari cara belajar yang baik untuk memudahkan penguasaan
pelajaran. Tugas kita adalah mencari jurus pamungkas yang jitu untuk
menelan pelajaran dengan efektif.
Memiliki rasa percaya diri
Rasa percaya diri adalah sumber energi
yang besar untuk terus memusatkan perhatian pada pelajaran. Kita perlu
menanamkan keyakinan mampu mempelajari dan mengerjakan bagaimana
sulitnya pelajaran yang dihadapi. Keyakinan dalam hati akan membuat diri
kita bekerja keras untuk mewujudkan keyakinan kita. Rasa optimis dan
berpikir positif wajib ditumbuhkan dalam hati sanubari kita.
Antusias dan cinta pada pelajaran
Dalam belajar dibutuhkan perasaan yang
kuat dan teguh untuk mendorong diri sendiri melakukan kegiatan belajar.
Untuk membangkitkan minat dan perhatian pada pelajaran secara terarah,
maka kita bisa mempergunakan perangsang seperti untuk apa kita belajar
ini? Dan bagaimana cara mempelajarinya?. Pertanyaan tersebut berarti
kita berusaha untuk menggiring dan memfokuskan perhatian secara terarah
pada tujuan untuk mempelajari suatu materi pelajaran. Dengan
mengembangkan perhatian secara terpusat, bisa membangkitkan minat
belajar dan merasa tertantang untuk mempelajari pelajaran lebih lanjut.
Timbulnya minat dan berkembangnya keinginan untuk menguasai kecakapan
tertentu dari hasil proses belajar tentu menjadi motif yang cukup kuat
bagi kita untuk memotivasi diri melakukan pembelajaran.
Menentukan target pencapaian tingkat prestasi jangka pendek maupun panjang
Untuk mendorong giat dan focus belajar,
sebaiknya kita membuat rencana tahapan pencapaian tujuan belajar.
Misalnya, setiap belajar harus mampu menguasai dan mempraktikkan
pengetahuan yang dipelajari. Dengan menentukan target tujuan prestasi
secara bertahap semakin jelas bagi kita mana yang harus dikerjakan
terlebih dahulu dan belajar terarah. Selain itu, adanya target tujuan
prestasi belajar akan member sugesti, memotivasi, merangsang, dan
menantang kita untuk giat belajar.
Belajar aktif
Kita harus dapat belajar aktif dan
terarah untuk menghilangkan kejemuan atau kemalasan dalam belajar. Kita
harus dapat terlibat aktif secara kognitif, afektif dan psikomotor dalam
belajar. Musuh terbesar dalam belajar adalah ketidakmampuan kita untuk
konsentrasi belajar. Untuk mengatasi hal itu, kita mutlak harus bisa
belajar aktif. Belajar aktif maksudnya mengarahkan, menggerakkan, dan
mengendalikan proses penalaran, sikap dan tindakan pada suatu tujuan
penelaahan materi pelajaran secara kritis. Cara belajar aktif antara
lain aktif bertanya secara detail hal-hal yang berkaitan dengan
pembahasan materi pelajaran kepada guru dan orang tua, dan aktif
berbuat/ mempraktikkan materi pelajaran yang dipelajari.
Mengatur waktu belajar yang efektif
Apabila ingin sukses belajar, maka kita
harus mampu mengatur belajar yang efektif. Untuk mengatur waktu belajar
yang efektif, maka perlu diperhitungkan, antara lain disesuaikan dengan
keinginan belajar sendiri, jangan berbenturan dengan keinginan-keinginan
lain yang lebih dominan seperti nonton film, dan perhatikan kondisi
fisik dan psikis harus dalam kondisi siap belajar atau keadaan segar
bebas dari rasa lelah, mengantuk, rasa lapar, gangguan penyakit, dan
rasa marah.
Menyiapkan suasana lingkungan yang kondusif untuk belajar
Suasana lingkungan dimana kita belajar
sangat berpengaruh terhadap aspek psikis kita yang hendak melakukan
belajar. Suasana lingkungan yang buruk dapat membuat kita tidak
produktif untuk belajar karena kita merasa tidak nyaman dan aman untuk
belajar. Karena itu, kita tidak boleh mengabaikan kondisi lingkungan
dimana kita belajar. Kita harus mendapatkan suasana lingkungan yang
kondusif untuk belajar. Untuk itu, kita perlu benahi, menata dan
membina; suasana harus nyaman dan aman, bebas dari suara berisik,
ruangan belajar harus tertata rapi, menjaga keharmonisan hubungan
antaranggota keluarga, dan menciptakan nuansa kebersamaan dan keceriaan
dalam keluarga.
Mengembangkan kualitas pergaulan
Kita harus mampu mengembangkan kualitas
pergaulan agar memberi kontribusi perkembangan diri pribadi pada arah
yang positif. Untuk menentukan kualitas pergaulan dan kegiatan dalam
pergaulan, maka kita harus menentukan antara lain; mutu kegiatan yang
bagaimana yang pantas dikembangkan dan bagaimana kita membagi waktu
antara belajar dengan bergaul. Agar kita mampu bergaul dengan baik, maka
harus mampu mengembangkan kelebihan-kelebihan khusus yang member citra
pada diri kita. Kelebihan tersebut bisa bersumber dari bakat, hobi
maupun kreatifitas. Dengan kelebihan tersebut kita akan mendapat tempat
khusus dan dijadikan simbol, panutan dan pemimpin dalam kelompok. Selain
itu, juga untuk member pengaruh, mengarahkan, dan mengendalikan arah
pergaulan teman kita. [akhwani]
Sumber: Lazuardi Birru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar