Setiap orang pasti pernah merasakan rasa tertekan, takut dan
bersedih. Apalagi jika masalah yang terus beruntun datang serasa
penderitaan hidup tak ada hentinya. Ketika menghadapi keaadaan seperti
ini, Allah berpesan kepada kita semua La Takhaf Wa La Tahzan (jangan
takut dan jangan bersedih.
Di dalam buku ini mengajak kita semua untuk memahami, menghayati kesedihan, kemudian memberikan jalan kebahagiaan.
Kenapa sih kita tidak boleh bersedih?Bukankah bersedih itu manusiawi?
Terlarut dalam kesedihan itu sangat bahaya karena dapat membuat kita
lupa akan segalanya. Sikap sedih akan memadamkan bara harapan, mematikan
ruh cita-cita dan membekukan semangat jiwa. Kesedihan pula tak ubahnya
seperti demam yang melumpuhkan kehidupan umat Islam.
Sebagai seorang muslim diperintahkan untuk mengusir kesedihan, tidak
boleh menyerah,serta harus membuang jauh – jauh rasa kesedihan. Situasi
tanpa kesedihan adalah gambaran surga. Kelak ketika di surga kita akan
berkata,Segala puji bagi Allah yang telah mengusir kami dari kesedihan
dari diri kami. (QS.Fathir: 34)
Percayalah Allah selalu bersama kita jadi janganlah kamu semua
membuang waktumu untuk kesedihan. Karena disetiap kesusahan pasti ada
kebahagiaan, setelah kefakiran ada kekayaan,setiap sakit ada kesembuhan
setelah cobaan ada pertolongan, setelah sempit ada lapang dan setelah
sedih ada kebahagiaan. Janganlah bersedih karena hidup ini sudah ada
pasang- pasangannya.
Semua akan ada waktunya. Bertindaklah perlahan seperti matahari yang
tak pernah lebih cepat terbit atau tenggelam. Dan ketahuilah bahwa
sesudah lapar ada kenyang, sesudah dahaga ada segar,sesudah melek pasti
ada tidur dan yakinlah penderitaan akan segera berakhir.
Apakah yang paling jauh didunia ini?
Yang paling jauh di dunia ini adalah masa lalu kita tak akan bisa
mendatanginya karena terlalu sulit untuk kembali ke masa lalu. Dan masa
lalu hanya akan mengulang rasa sedih yang ada di hati kita. Janganlah
pernah menyesali kesenangan yang luput dari tangan kita dan jangan
disesali susu yang sudah tumpah di tanah.
Terimalah masa lalu sebagai masa lalu tanpa mengingkarinya atau
melupakannya. Kenanglah ia, tapi jangan hidup di dalamnya. Belajarlah
dari masa lalu tapi jangan menyalahkan diri karena masa lalu.
Kunci dari semuanya hanyalah iman. Karena iman adalah segalanya.
Kesedihan hanyalah menentang qodha,memusuhi kepastian.Tiada yang dapat
membahagiakan, menyucikan,membersihkan,dan membuat senang jiwa ini;dan
tiada yang dapat menghilangkan kesusahan, kesedihan, kegelisahan,selain
iman kepada Allah. Tiada berasa sama sekali hidupnya kecuali dengan
iman.
Sumber: Lazuardi Birru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar