Rasa tidak suka siswa pada guru terbentuk dari pengkristalan perasaan kecewa, ketidakpuasan, iri hati dan marah yang menjadi wujud antipati dan kebencian. Kebencian pada guru membawa konsekuensi turut dibenci dan tidak disukainya pelajaran yang diberikan guru tersebut. Secara jujur, yang akan rugi adalah siswa sendiri.
Mencari kompensasi untuk mengalihkan rasa
kebencian pada guru dengan membolos, membuat kegaduhan dengan cara
mengganggu teman, ketika berlangsung kegiatan belajar, menantang guru,
mengobrol, makan-makanan ringan, mondar-mandir dalam ruangan kelas atau
mencorat-coret buku tentu tidak bijaksana dan bukan jalan keluar yang
baik, bahkan hanya akan merugikan diri Anda sendiri. Lebih baik, Anda
mengubah kebencian dan antipati pada guru tersebut menjadi sumber
kekuatan Anda dalam belajar. Untuk itu Anda harus melakukan beberapa
hal, sebagai berikut:
Membuang rasa benci dan antipati
Rasa benci dan antipati terhadap guru
harus dilenyapkan dari lubuk hati Anda. Kita harus melihat dan menerima
kenyataan bahwa guru ada manusia biasa yang tak luput dari kesulitan.
Ketika guru mengajar juga mengalami kesulitan dalam mempersiapkan diri
karena beberapa factor yang menghimpitnya. Begitu juga, dia gagal
menjembatani jalan pikiran Anda sehingga Anda mengalami kesulitan dalam
menguasai materi yang disajikannya. Jika Anda tetap memupuk rasa benci
dan antipati pada guru, maka akan semakin menjauhkan Anda dari guru,
sehingga pelajaran bisa gagal.
Mengubah cara pandang tentang hukuman
Anda harus dapat mengubah cara pandang
mengenai hukuman yang diberikan guru kepada Anda. Cobalah melihat
hukuman sebagai proses penyadaran dan tantangan bagi Anda untuk lebih
giat belajar. Dalam belajar Anda harus mengenyampingkan rasa malu,
amarah, dan rasa sakit hati. Hukuman merupakan cambuk dan tantangan
untuk dapat mengembangkan rasa ingin tahu dan bagaimana cara menguasai
materi pelajaran.
Mengembangkan pola belajar aktif
Pola belajar yang selama ini bersifat
pasif harus diubah menjadi bersifat aktif. Saat ini Anda harus berani
mengungkapkan ketidaktahuan dan keingintahuan kepada guru dengan banyak
mengajukan pertanyaan yang bersangkutan dengan materi yang diajarkannya.
Pola belajar aktif akan membuat guru lwbih mwngoptimalkan pemberian
ilmu yang dikuasai oleh guru. Suasana belajar pun akan berubah menjadi
lebih bergairah dan merangsang motivasi belajar.
Belajar jangan dengan pikiran kosong
Ketika Anda mengalami peristiwa belajar
di sekolah tidka boleh dengan pikiran kosong. Caranya, sebelum pelajaran
yang akan dipelajari terlebih dahulu dipelajari di rumah. Hal yang
belum dipahami di rumah nanti bisa ditanyakan kepada guru di sekolah.
Memiliki teknik belajar yang baik
Anda harus memiliki teknik belajar yang
baik. Dengan memiliki teknik belajar yang baik akan membantu Anda cara
mengoperasinalkan cara bernalar, menyusun kerangka berpikir langkah demi
langkah, dan bagaimana mengaktifkan simpul-simpul rasa ingin tahu Anda.
Berpikir kritis
Anda harus membiasakan diri untuk
berpikir kritis. Berpikir kritis di sini bukan membiasakan diri
melakukan perdebatan namun untuk menggali suatu pemahaman yang utuh dan
mendalam. Berpikir kritis di sini artinya mempertanyakan segala hal yang
berhubungan dengan yang dipelajari secara detail. Pertanyaan yang
dikembangkan untuk mengetahui manfaat, proses terbentuknya, hubungannya
dengan lain hal, dan cara mengerjakan. Semakin aktif bertanya, semakin
banyak Anda tahu dan guru pun bersemangat untuk menjelaskan materi
pelajaran secara menyeluruh.[]
Sumber: Lazuardi Birru
Sumber: Lazuardi Birru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar