Jumat, 08 November 2013

ISLAM DAN KEMAJUAN TEKNOLOGI



Di era modernisasi sekarang ini, kehidupan kita tidak terlepas dari teknologi. Dalam kehidupan kita sehari-hari banyak sekali hasil kreasi teknologi yang telah ditemukan dan dikembangkan oleh para ilmuwan dunia, misalnya alat komunikasi (handphone),  komputer, pendingin ruangan dan lain sebagainya yang sering digunakan. Kreasi tersebut merupakan bagian dari fakta teknologi yang tak bisa dipungkiri.

Pesatnya kemajuan teknologi juga sudah terasa di semua aspek kehidupan kita. Para pengembang teknologi memang sebagian besar seorang non-muslim, tetapi bukan berarti umat Islam tidak bisa menjadi pengembang teknologi. Dalam Islam jika ingin menciptakan/mengembangkan teknologi terlebih dahulu harus dipikirkan manfaatnya, apakah lebih banyak manfaat kebaikannya atau justru lebih banyak kejelekannya.

Setiap teknologi yang dikembangkan tentu tidak hanya mengandung sisi baik saja, tapi juga ada dampak buruknya. Hal itu seyogyanya dipertimbangkan oleh para pengembang teknologi. Dalam kaidah fiqih Islam “Mencegah kerusakan dari sesuatu harus lebih didahulukan dari pada menarik manfaat dari sesuatu tersebut”. Kaidah fiqih tersebut yang melandasi kenapa tidak banyak ilmuan-ilmuan muslim mengembangkan teknologi informasi.

Sebagai umat muslim yang hidup di era modernisasi, kita juga tidak harus menutup mata dengan kemajuan teknologi yang ada. Kita bisa memanfaatkan teknologi untuk kepentingan agama, misalnya sebagai sarana dakwah dan syiar Islam dan lain sebagainya. Karena itu umat muslim mempunyai keharusan untuk belajar mengembangkan teknologi, agar tidak kalah dengan para saintis non-muslim. Tetapi tentu saja berbeda dengan teknologi yang dikembangkan oleh para ilmuan Barat.

Teknologi yang dikembangkan oleh para ilmuan muslim harus berdasarkan kaedah-kaedah ajaran agama, agar bermanfaat bagi agama dan umat manusia. Bayangkan jika para cendekiawan muslim mampu menciptakan dan menguasai teknologi canggih yang bermanfaat bagi umat manusia maka syiar Islam pun akan berkembang pesat. Islam merupakan agama yang tidak mendikotomikan keilmuan antara ilmu umum dan ilmu agama.

Untuk menjadi pengembang teknologi tentunya terlebih dahulu kita harus mempelajari ilmunya meski dari non-muslim. Agama mengajarkan menimba ilmu bisa dari siapa pun, guru, orang tua, teman sebaya, bahkan dari orang yang berbeda agama sekali pun. Namun, ketika kita belajar kepada non-muslim harus mengetahui batasan-batasan dan etikanya. Kita diperbolehkan menuntut ilmu kepada non-muslim hanya terbatas pada ilmu duniawi, tapi bukan urusan ukhrowi. Untuk ilmu akhirat atau ilmu agama kita tidak diperbolehkan mempelajarinya kepada umat non-muslim. Seperti firman Allah dalam ayat terakhir Surat Al-Kafiruun :
“Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.” (Q.S. Al Kafirun: 6).
 Dalam ayat tersebut sudah sangat jelas bahwa tidak ada toleransi dalam mempelajari agama. Islam juga mengajarkan bahwa setiap muslim diwajibkan untuk menuntut ilmu sejak dilahirkan hingga akhir hayat, baik ilmu duniawi maupun ilmu agama. Jika sudah mengetahui ilmunya maka menjadi suatu keharusan bagi kita untuk mulai menjadi pencipta-pencipta teknologi di masa sekarang ini, agar bukan hanya sekedar pengguna dari produk teknologi yang ada.
Dengan mulai menciptakan inovasi-inovasi baru teknologi, setidaknya kita sudah mengenalkan bahwa Islam bukanlah agama yang ajaran-ajarannya hanya terpaku pada ilmu-ilmu ketuhanan (agama) saja, tetapi juga ilmu pengetahuan dan teknologi yang sifatnya duniawi. Bukan hal yang tidak mungkin juga jika suatu saat Islam akan menjadi agama yang mampu bersaing dan bahkan bisa menguasai pasar-pasar teknologi internasional, tapi tentu saja masih dalam koridor-koridor atau hukum-hukum keIslaman. Semua itu hanya akan terwujud jika para umat muslim terutama generasi muda muslim mulai menciptakan inovasi-inovasi baru dalam bidang teknologi bukan hanya sekedar menjadi pengguna saja.
Mengembangkan potensi-potensi yang telah Allah SWT berikan pada diri kita dengan mulai menciptakan hal-hal baru dalam bidang teknologi demi kelancaran, kemajuan serta kemaslahatan umat muslim di era modernisasi ini, adalah sebuah interpretasi yang harus dilakukan sebagai agent of change. Allah SWT berfirman :
“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Q.S. Mujaadilah:11)
Sudah saatnya umat muslim bangkit membuka mata dan mulai melebarkan sayap untuk sebuah era baru teknologi yaitu era teknologi Islam. Sudah saatnya umat muslim mulai menyuarakan dan menyebarkan ajaran agama Islam melalui teknologi modern. Sudah saatnya juga para cendekiawan muslim mulai meningkatkan potensi-potensi diri yang ada. Jika tidak kita mulai dari sekarang maka kapan lagi? kita tidak bisa selamanya terdiam hanya sebagai penonton dan pengguna teknologi yang telah berhasil dikembangkan oleh ilmuan Barat.
Teknologi Islam yang berlandaskan kepada Al-Qur’an akan sangat jauh lebih bermanfaat. Maka mulailah memahami dan mengembangkan potensi-potensi yang ada dalam diri kita, mulailah perubahan itu pada diri kita sendiri dan mulai pada saat ini. Wallahu’Alamu bisshawaaf. 

Sumber: Lazuardi Birru

1 komentar: